Thursday, April 15, 2004
Seorang wanita yang mengenakan gaun pudar menggandeng suaminya yang berpakaian sederhana dan usang turun dari kereta api di Boston dan berjalan dengan malu-malu menuju kantor pemimpin Harvard University.
Mereka berdua ingin bertemu.
Sang sekretaris universitas langsung mendapat kesan bahwa mereka adalah orang kampung dan udik sehingga tidak mungkin ada urusan di Harvard dan bahkan mungkin tidak pantas berada di Cambridge.
"Kami ingin bertemu pemimpin Harvard," kata sang pria lembut.
"Beliau hari ini sibuk," sahut sang sekretaris cepat.
"Kami akan menunggu," jawab sang wanita.
Selama empat jam sekretaris itu mengabaikan mereka, dengan harapan bahwa pasangan tersebut akhirnya akan patah semangat dan pergi.
Tetapi, ternyatanya tidak. Sang sekretaris mulai frustrasi dan akhirnya memutuskan untuk melaporkan kepada sang pemimpin.
"Mungkin jika Anda menemui mereka selama beberapa menit, mereka akan
pergi," katanya kepada sang pemimpin Harvard.
Sang pemimpin menghela napas dengan geram dan mengangguk. Orang sepenting dia pasti tidak punya waktu untuk mereka.
Dan, ketika dia melihat dua orang yang mengenakan baju pudar dan pakaian usang diluar kantornya, rasa tidak senangnya sudah muncul.
Sang pemimpin Harvard dengan wajah galak menuju pasangan tersebut.
Sang wanita berkata padanya, "Kami memiliki seorang putra yang kuliah tahun pertama di Harvard. Dia sangat menyukai Harvard dan bahagia di sini. Tetapi, setahun yang lalu, dia meninggal karena kecelakaan. Kami ingin mendirikan peringatan untuknya, di suatu tempat di kampus ini. Bolehkan?" tanyanya, dengan mata yang menjeritkan harap.
Sang pemimpin Harvard tidak tersentuh, wajahnya bahkan memerah. Dia tampak terkejut. "Nyonya," katanya dengan kasar, "Kita tidak bisa mendirikan tugu untuk setiap orang yang masuk Harvard dan meninggal. Kalau kita lakukan itu, tempat ini sudah akan seperti kuburan."
"Oh, bukan," Sang wanita menjelaskan dengan cepat, "Kami tidak ingin mendirikan tugu peringatan. Kami ingin memberikan sebuah gedung untuk Harvard."
Sang pemimpin Harvard memutar matanya. Dia menatap sekilas pada baju pudar dan pakaian usang yang mereka kenakan dan berteriak, "Sebuah gedung?! Apakah kalian tahu berapa harga sebuah gedung? Kami memiliki lebih dari 7,5 juta dollar hanya untuk bangunan fisik Harvard."
Untuk beberapa saat sang wanita terdiam. Sang pemimpin Harvard senang. Mungkin dia bisa terbebas dari mereka sekarang.
Sang wanita menoleh pada suaminya dan berkata pelan, "Kalau hanya sebesar itu biaya untuk memulai sebuah universitas, mengapa tidak kita buat sendiri saja?" Suaminya mengangguk. Wajah sang pemimpin Harvard menampakkan kebingungan.
Mr dan Mrs Leland Stanford bangkit dan berjalan pergi. Mereka melakukan perjalanan ke Palo Alto, California. Di sana mereka mendirikan sebuah universitas yang menyandang nama mereka, sebuah peringatan untuk seorang anak yang tidak lagi dipedulikan oleh Harvard.
Universitas tersebut adalah Stanford University, salah satu universitas terkemuka di AS.
Kita, seperti pemimpin Hardvard itu, acap kali silau oleh baju dan lalai. Padahal, baju hanya bungkus, apa yang disembunyikannya terkadang sangat tak ternilai. Jadi, janganlah kita selalu abai. Karena baju-baju acap menipu.
Bukan berat Beban yang membuat kita Stres, tetapi Lamanya kita memikul Beban tersebut.
Saat memberikan kuliah tentang Manajemen Stres, Stephen Covey mengangkat segelas air dan bertanya kepada para siswanya:
"Kira-kira seberapa berat menurut Anda segelas air ini?"
Para siswa menjawab mulai dari 200 gram sampai 500 gram.
"Ini bukanlah masalah berat absolutnya, tetapi tergantung berapa lama Anda memegangnya." kata Covey.
"Jika saya memegangnya selama 1 menit, tidak ada masalah. Jika saya memegangnya selama 1 jam, lengan kanan saya akan sakit. Dan jika saya memegangnya selama 1 hari penuh, mungkin Anda harus memanggilkan ambulans untuk saya. Beratnya sebenarnya sama, tetapi semakin lama saya memegangnya, bebannya akan semakin berat."
"Jika kita membawa beban kita terus-menerus, lambat laun kita tidak akan mampu membawanya lagi. Beban itu akan meningkat beratnya." lanjut Covey.
"Apa yang harus kita lakukan adalah meletakkan gelas tersebut, istirahat sejenak sebelum mengangkatnya lagi". Kita harus meninggalkan beban kita secara periodik agar kita dapat lebih segar dan mampu membawanya lagi.
Jadi, sebelum pulang ke rumah dari pekerjaan malam ini, tinggalkan beban pekerjaan. Jangan bawa pulang. Beban itu dapat diambil lagi besok. Apapun beban yang ada dipundak Anda hari ini, coba tinggalkan sejenak jika bisa. Setelah beristirahat nanti dapat diambil lagi.
Hidup ini singkat, jadi cobalah menikmatinya dan memanfaatkannya...!!
Hal terindah dan terbaik di dunia ini tak dapat dilihat atau disentuh, tetapi dapat dirasakan jauh di relung hati kita.