Friday, April 16, 2004
UNTUK apa orang menikah, mempunyai anak, atau membeli rumah? Banyak orang akan menjawab: supaya bahagia. Apa sebenarnya ukuran kebahagiaan? Siapa yang dianggap berbahagia? Bagi banyak orang, ukuran berbahagia adalah mempunyai. Yang dianggap bahagia adalah orang yang mempunyai pacar, mempunyai uang, mempunyai suami atau istri, mempunyai anak, mempunyai mobil, mempunyai cucu, dan sebagainya.
ANGGAPAN itu tentu saja perlu dipertanyakan kebenarannya. Apakah setelah mempunyai suami, seseorang otomatis menjadi lebih bahagia ketimbang sebelum bersuami? Ataukah setelah mempunyai anak, seseorang menjadi lebih bahagia?
TEMANKU mempunyai ukuran tentang kebahagiaan yang sangat berbeda dengan ukuran yang lazim. Dalam pembicaraan kami, dia menyebut beberapa ciri ukuran tentang kebahagiaan. Yang dia anggap bahagia adalah orang yang ingin sekali melakukan apa yang dikehendaki pemegang otoritas tertinggi dalam hidup dan kehidupan, orang yang mengasihi sesama, orang yang murni hatinya, dan orang yang berusaha mengadakan perdamaian di antara manusia. Temanku itu juga pernah berkata, "Adalah lebih bahagia memberi daripada menerima." Jadi, menurutnya, orang yang berbahagia bukanlah orang yang mempunyai, melainkan sebaliknya, orang yang memberi. Memberikan diri kepada kuasa tertinggi dengan melakukan kehendaknya dan memberikan dirinya kepada orang lain dengan jalan mengasihi atau membawa damai.
JADI, kebahagiaan itu ibarat kupu-kupu. Kalau kita mengejarnya, kupu-kupu itu pasti terbang dan cepat pergi. Tetapi, bila kita tenang dan berdiam diri, kupu-kupu itu malah akan hinggap. Kalau kita mengejar kebahagiaan, mungkin kebahagiaan itu akan lari. Tetapi, kalau kita tenang dan membuka diri terhadap kebutuhan dan persoalan orang lain, kita akan merasa bahagia bahwa kita telah menolong orang itu.
SEBENARNYA, "mencari kebahagian" atau "mendapatkan kebahagiaan" adalah contradictio in terminis, yaitu kata-kata yang saling bertentangan. Sebab kebahagiaan tidak bisa kita cari dan tidak bisa kita dapatkan atau miliki. Kebahagiaan dengan sendirinya datang pada waktu kita membuka diri terhadap orang lain. Pada waktu kita tersenyum, menyapa, dan mengulurkan tangan kepada orang yang membutuhkan senyum, sapaan, dan uluran tangan kita. Saat itulah kebahagiaan akan memancar dari wajah kita!
KEBAHAGIAAN bukanlah sesuatu yang bisa kita kejar atau miliki. Kebahagiaan adalah sesuatu yang kita pancarkan.
There are no words that I'm master of
with which to thank you, O Lord,
for my son's wife.
This girl who part mother in her love
part young girl and part women in her life.
So gathered up in flame to meet
the one who is my son.
I yield him to her
I who have so long
been lovingly preparing him for her
I would not bind them with one selfish tong
that trough its constant chafing might deter
their love upon the high road.
They must be free as the wind is free.
Dear God, I am so grateful
that my son in searching for a women
found this one.
Woman was created from the rib of man
not from his head to be above him
nor from his feet to be walked upon
but from his side to be equal
near his arm to be protected
and close to his heart to be loved
Wanita diciptakan dari rusuk pria
bukan dari kepalanya untuk menjadi atasan
bukan pula dari kakinya untuk dijadikan alas
melainkan dari sisinya
untuk menjadi mitra yang sejajar
dekat dengan lengannya untuk dilindungi
dan dekat dengan hatinya untuk dicintai