Thursday, April 22, 2004
Berdasarkan sesuatu yang lama, kita juga dapat memperkirakan sesuatu yang baru. Dengan melihat yang lama, kita juga terkadang mendapat sebuah ide baru. Untuk itu, sesuatu dari dunia lama kita jangan dibuang begitu saja.
AKU berjalan dengan kepala tertunduk, tidak gagah lagi, ketika berpapasan dengan seorang ibu yang menenteng dua keranjang berisikan pastel. Sambil berjalan, ibu itu menawarkan dagangannya, pastel ... pastel. Sekilas, dari raut wajah dan tatapan mata, ada sebuah perjuangan di sana. Sebuah usaha untuk survive, untuk bertahan di kerasnya kehidupan. Ada sebentuk penghargaan akan hidup yang terbaca lewat urat-urat di tangannya. Ada teriakan melawan keterpurukan dari getar suaranya saat menawarkan dagangan.
SAAT berpapasan, aku menunduk. Jalanku tidak lagi gagah. Tatapanku tidak lagi ke depan. Aku seperti orang yang kalah. Pikiranku melayang, membayangkan betapa keras perjuangan yang mereka jalani. Demi semua agar tetap berada pada jalurnya. Banyak orang seperti ibu itu dan betapa hancur hatiku saat menyentuh itu semua.
TAUKAH teman, saat menuliskan semua ini, pandanganku berubah. Tiba-tiba ada sebuah kekuatan baru yang mengaliri diriku. Aku jadi sadar bahwa semua orang punya beban masing-masing. Aku juga menjadi bangga berada di tengah pejuang seperti mereka. Semua yang berjuang untuk sebuah perbaikan agar semua berada pada jalurnya. Agar semua tercerahkan. Agar semua beroleh berkat. Kini aku berjalan dengan gagah lagi. Ada semangat baru dalam kegelisahan hidupku. Terus dan terus ... mencari.